CERPEN
Karya
: Widy Hariyani Hamsa
(XI MIA 2)“Dua Januari”
Kulalui
bibir pantai yang terhampar manis bersama pasir putih nan indah. Tiupan angin laut
yang menembus ke lapisan kulit tubuhku, di temani oleh birunya langit dan
awan-awan yang saling berkejaran memutari bumi.
Di
kesendirianku berjalan di tengah lamunan, Aku teringat dengan kisah 11 bulan
yang lalu, dimana Aku di pertemukan dengan seorang gadis yang kini menjadi
sahabat ku. Waktu itu Aku sedang
menikmati libur tahun baru sekaligus
liburan semester bersama keluargaku di salah satu taman bermain di ibu kota
Jakarta.
“Mba pesan burger
special satu, mayonaisnya jangan terlalu banyak ya” ujarku bersamaan dengan
seorang gadis yang berdiri di sampingku, rambut panjang dan wajahnya cantik ,
tapi lebih cantikan Aku, hehe.
“ Mau minuman apa dek
?” Tanya pelayan restoran itu
“ Mocha float ” ujar kami
kompak
Kami pun saling melihat
dan tertawa
“kok sama ya “ tanyaku
pada gadis tersebut sambil tersenyum
“haha iyaa, kebetulan
aja kali “ jawabnya dengan balasan
senyum sambil tertawa kecil
“ Nama kamu siapa ?”
tanyaku
“ Adel . Kamu ?”
jawabnya dengan suara yang sangat lembut
“ Nama yang sangat indah. Namaku Viola, salam
kenal yaa! Nggak asyik gobrol berdiri seperti ini, kita duduk disana yuk sambil
tunggu pesanan” ujar ku
Setelah ngobrol-ngobrol ternyata tanggal lahir kami
berdua sama dan juga rumahku dan rumah Adel dibatasi hanya 3 rumah. Dia baru
pindah dari Kalimantan, pantas saja Aku baru melihat wajahnya. Ternyata dia
juga murid baru di sekolah ku, ayahnya telah mengurus semua adiministrasi untuk
masuk sekolah. Kemungkinan besok dia bisa masuk sekolah bersamaan dengan awal
masuk kelas XI di semester 2.
Tak menyangka Adel masuk di kelasku, kebetulan pada saat
itu belum ada yang duduk di samping bangkuku. Aku memberi kode kepada Adel agar
dia duduk disampingku. Aku sangat senang bisa satu kelas dengan Adel, menurutku
dia bisa di jadikan sahabat. Selama dua hari ini Aku mengenal Adel, ia selalu terlihat
ceria dan tersenyum, tak ada raut wajah sedih terukir di wajahnya.
“Teeeeeeeeeeeng
teeeeeeeeeeng”
Bel tanda istirahat
telah berbunyi
“Waktunya istirahat,
kita ke kantin yuk pasti kamu lapar kan” ajakku kepada Adel
“ Makasih Vio, Aku bawa
bekal” jawab Adel lembut
“oh iya, sama dong,
kalau gitu kita makan ditaman aja. Sambil keliling sekolah, kamukan ,murid
baru” ajakku lagi
“ iya vio” sahutnya
Di
taman kami makan sambil ngobrol, Aku melihat makanan Adel hanya sayur-sayuran.
Padahal badan Adel terlihat ideal tapi kok dia makannya hanya sayuran doang.
Kata Adel dia sukanya makan salad, salad bisa membuatnya kenyang. Kalau Aku sih
nggak bisa makan kalau hanya sayur doang.
“ del kayaknya kamu
teman yang baik , Aku cocok dengan mu” kataku padanya
“ kamu ada-ada aja deh,
masa sih” balasnya
“ mau nggak kamu jadi
sahabat Aku untuk selamanya?” tanyaku pada Adel
“ nggak deh, kamu bukan
teman yang baik” jawab Adel
“kok gitu sih del”
ujarku dengan wajah yang sedih
“ hehe aku hanya
bercanda Vio, kamu itu teman yang baik. Aku mau kok jadi sahabat kamu untuk
selamanya” kata Adel tersenyum
Akhirnya
kami pun resmi bersahabat pada tanggal 2 januari, kami berharap persahabatan
ini sampai akhir hayat kami.
Adel
adalah sahabat yang baik, dia selalu menyemangatiku di saat aku susah. Terlebih
sewaktu penyakitku kambuh yaitu mag kronis. Aku memang telah mengidap penyakit
ini sewaktu Aku menginjak kelas 2 SMP. Adel selalu mengingatkanku waktu makan
bahkan dia sering membawakan makanan kerumahku agar mau makan.
Waktu
itu Adel bermain kerumahku, Aku bercerita dengannya tentang kehidupanku mulai
dari cerita kisah percintaanku sampai cerita yang mengharukan tentang
penyakitku. Aku bahkan tak memberikan dia waktu untuk bercerita. Setelah Aku
bercerita dia selalu memotivasiku agar selalu semangat dan nggak boleh terlihat
lemah. Karena masih banyak orang yang penyakitnya lebih parah di luar sana.
Adel selalu membuat semangatku membara untuk melawan penyakitku ini. Terkadang
Aku iri melihat Adel yang begitu sempurna tanpa ada penyakit yang ada dalam
dirinya. Dia begitu cantik dan selalu dibaluti keceriaan dalam hari-harinya.
Tetapi rasa iri itu tidak mebuahkan dendam tetapi mebuahkan semangat untukku.
Apabila
ada tugas atau mau ulangan Aku selalu ke rumah Adel untuk belajar bersama dan
berbagi ilmu. Pada waktu itu Aku belum mengerjakan tugas sekolahku dan besok
harus dikumpul, Aku tidak mengerjakan karena kesibukanku. Aku sontak panik dan
tidak tahu harus bagaimana. Sore itu Adel datang kerumah untuk membantuku dalam
mengerjakan tugas, mulai dari terbenamnya matahari dan selesai sewaktu ayam
berkokok. Entah apa yang harus Aku lakukan untuk membalas jasa-jasa Adel
padaku.
Sewaktu
Adel bersisir di kamarku Aku melihat sisir di penuhi dengan rambut.
“ del rambut kamu
rontok ya ?” tanyaku heran pada Adel
“iya vio” jawabanya
dengan wajah yang penuh tanda tanya
“ kok banyak gini,
emang kamu sakit ya del?” tanyaku lagi dengan penuh penasaran
“ nggak kok vio, Aku
mungkin nggak cocok shampoo” jawabnyaa.
Aku pun legah
mendengarnya , Aku kira dia sedang mengidap penyakit.
Pada
waktu itu, Aku mendengar Super Junior akan mengadakan konser di Indonesia pada
tanggal 2 juli. Kebetulan Aku dan Adel adalah penggemar SUJU yang biasa di
sebut dengan Elf dan tanggalnya tepat di mana hari persahabatan kami berusia 6
bulan. Aku segera mengabari Adel tetang kabar gembira ini.
“Adel ada kabar gembira
untuk kita berdua” kataku pada Adel dengan nada yang berbeda
“ mastin hadir kini ada
ekstraknya, hahaha” balas Adel
“ ah kamu ini , itu del
SUJU mau ngadain konser di Indonesia” ujarku
“ haa? vio kamu nggak
bercanda kan ?” Tanya Adel dengan wajah berseri-seri
“ yaiyalah del masa Aku
bohongin kamu sih” jawabku agak lebay
“ nggak sabar mau ketemu
Yesung Oppa, udah setahun Aku nggak ketemu dengannya, pasti dia meresa kesepian
karena Aku tinggalin dia sendiri” gumam Adel yang sedang ngehayal
“ kepedean amat sih
kamu del, Yesung tau kamu hidup aja, nggak . haha” candaku
“vio kita pesan
tiketnya cepat sebelum tiketnya habis terjual” kata Adel
“emang kamu di izinin
untuk nonton del ? kayaknya nggak deh” kataku kepada Adel
“ kalau tiketnya beli
pakai uang kita sendiri, Aku yakin dibolehin lah kalau masalah lain nanti kita
susun strategi” jelas Adel
Akhirnya
kami pun membeli tiket konser SUJU menggunakan uang tabungan kami. Setelah itu
kami menyusun rencana agar bisa keluar rumah dan bisa nonton bersama. Tetapi di
waktu kami mau menjalankan rencana, Aku malah nggak ngikutin rencana yang siang
itu kami susun, akhirnya kami nggak bisa nonton bareng. Aku dan Adel terpisah
di tempat konser.
Keesokan
harinya Aku takut bertemu dengan Adel, Aku takut dia marah padaku karena
kejadian semalam. Apalagi malam itu adalah hari persahabatan kami. Ternyata
dugaanku salah, Adel nggak marah padaku, tidak ada raut kecewaan yang tampak di
wajah Adel. Malah dia berkata tidak apa-apa kita nggak bisa nonton bareng,
nanti kita cari tempat konser SUJU berikutnya setelah semester, walaupun itu di
luar daerah kan kita sudah libur jadi bisalah. Aku sangat bahagia punya sahabat
seperti Adel yang bisa mengerti perasaanku.
Setelah selesai semesteran, Adel tiba-tiba menjahuiku
entah apa sebabnya. Dia nggak pernah lagi datang kerumahku. Aku hubungi
nomornya tidak aktif. Bahkan Aku kerumahnya sudah sepi banget, seperti nggak
berpenghuni. Masa sih Adel setega itu padaku, padahal dia masih ada janji yang
belum ia tepati. Adel yang Aku kenal nggak begitu, pasti ada sesuatu yang ia
sebunyikan dariku.
Beberapa
minggu terlewatkan tanpa ada kabar dari Adel. Rumahnya masih terlihat sepi
tanpa berpenghuni. Aku hanya bisa menangis dan menunggu di depan rumahku. Entah
sampai kapan penantian ini akan berakhir.
Itulah
kejadian 11 bulan terakhir ini, sampai sekarang Aku belum mendapat kabar
tentang Adel. Hari ini tanggal 2 desember, itu berarti persahabatan kami telah
menginjak 11 bulan tetapi apa daya Aku nggak tau di mana Adel sekarang.
Kesedihan masih selalu menyelimuti hari-hariku sudah 1 bulan Adel tidak ada
kabar.
Hari
ini tanggal 2 januari, tepat hari dimana persabatanku dengan Adel sudah
menginjak 1 tahun lamanya. Aku berharap bisa di pertemukan dengan Adel pada
hari ini.
Aku
membuka jendela kamarku, terdengar suara burung sedang asyik bernyanyi di luar
jendela itu yang berpapasan dengan tanam di bagian rumahku. Udara masih sangat
sejuk , mentari yang menyambut hariku dengan ceria, tetapi itu semua bertolak
dengan perasaanku saat ini.
Terdengar
di luar rumahku sedang ramai, tumben pagi-pagi buta kayak gini kompleksku sudah
ramai , tak biasanya. Akupun segera keluar, berharap keributan itu karena
kedatangan Adel. Setelah ku berjalan meyusuri keramaian itu, semakin ku berjalan
mendekati rumah Adel tampaknya semakin ramai, terlihat seorang pria yang ku
kenal sedang berdiri di depan pagar. Ternyata dia adalah kak Rendy, saudara
Adel yang paling akrab dengan ku. Aku menghampiri kak Rendy dan bertanya
kepadanya ada apa ini, dimana Adel, kenapa dia nggak pernah menghubungiku,
mengapa dia cuek denganku. Mendengar pertanyaanku itu kak Rendy langsung memelukku.
“ sabar Vio” kata Kak
Rendy padaku dengan wajahnya yang tengah berlinang air mata
Aku sontak kaget dengan
perilaku kak Rendy denganku
“ apa maksud dari semua
ini kak? Mana Adel kak, mana?” kataku bersamaan mengalirnya sungai kecil di
pipiku
“ini surat dari Adel,
mungkin ini semua bisa menjawab semua pertanyaanmu”
kak rendy memberikanku
sebuah surat dan Aku segera membuka surat tersebut
To: Viola sahabatku
Viola sahabatku maaf selama ini Aku punya
banyak salah sama kamu
Aku minta maaf telah menjahui mu akhir-akhir ini,
Aku
minta maaf karena tak pernah menghubungimu,
Aku
minta maaf karena Aku belum menepati janjiku padamu,
Aku
minta maaf nggak bisa ada di saat umur persahabatan kita menginjak 11 bulan dan
esok adalah hari dimana persahabatan kita mencapai usia setahun lamanya.
Aku
menderita kanker Vio
Aku
tidak bermaksud untuk nyembunyiin penyakitku ini darimu, tetapi aku tidak mau
kamu kasian dengan ku
Aku
sangat bahagia bisa bersahabat denganmu, bisa menghabiskan hari –hari
terakhirku bersamamu.
Aku
berharap kamu memaafkanku
Happy
anniversary sahabatku
Selalu
semangat ya Viola,
Aku hanya ingin kamu selalu tersenyum terkhusus
dalam menghadapi penyakitmu
J SELAMAT TANGGAL DUA JANUARI VIOLA SAHABATKU J
By: Adel
Setelah membaca surat itu aliran sungai
kecil yang ada di pipiku mengalir dengan deras, badanku terasa lemas dan tak
bertenaga.
“
Adel melarang kami menceritakan tentang penyakitnya ke siapapun terutama kamu Vio,
dia nggak mau kamu khwatir dengannya. Adel memang anak yang kuat dan penyabar
walaupun dia berpenyakitan tapi dia tidak ingin memperlihatkan kepada orang
lain, dia tidak ingin dianggap lemah.” Jelas kak Rendy padaku
“
dimana jasad Adel kak?” tanyaku
“
ada di dalam” jawab kak Rendy
Aku masuk kedalam, aku merasa ada
udara dan suasana yang berbeda, langkahku makin pelan, kedua kaki ini tak
sanggup lagi melangkah. Sampai aku terhenti ketika melihat ada sosok gadis yang
sangat aku rindukan terbaring degan wajah yang sangat pucat pasih, kedua
matanya tertutup dan masih terukir senyuman manis di bibirnya.
“
Aku tidak boleh menangis di depan Adel, aku harus kuat seperti Adel. “ batinku
“ Viola maafkan kesalahan Adel ya nak,” kata
ibu Adel sambil memelukku
“
Iya tante , pasti aku memaafkannya” ujarku
Setahun yang lalu tanggal 2 januari
adalah hari dimana Aku di pertemukan dengan seorang gadis bidadari senja yang
sangat kuat dalam menjalani hidupnya. Dan hari ini tanggal 2 januari Aku di pisahkan dengan bidadari senja tersebut
yang datang menghapiri hidupku selama setahun lamanya. Kenangan dan memoriku
bersamanya takkan pernah terhapus dan kulupakan.
Selamat tinggal bidadari senjaku
tenanglah disana. Berbahagialah bersama dengan bidadari surga yang akan
menemani tidur panjangmu.
~THE END~
*FRASA SMAN 4 KENDARI