Profil OSIS SMA 4 KENDARI Masa Bakti 2021 - 2022 Get now!

Kumpulan Puisi (Karya Muammar Qadafi)

Kumpulan Puisi (Karya Muammar Qadafi) - Berikut adalah kumpulan puisi yang telah dibuat oleh seorang siswa SMAN 4 Kendari atas nama Muammar Qadafi dari kelas X MIPA Olimpiade 1



 JANTUNG MATA DEBU


Tikam Ia, jantung matanya debu
Biarkan saja aku mencengkeram serabut nadinya
Hingga tercincang - aku pun harus anarkis
Ah... Lambung doa tak akan
Kubuat terperas tapi mata pentul waktu
Menghasutku menikamnya lewat suam kuku
Yang paling tumpul di bumi.
Tapi paling hasrat menggores bingkai doa
Supaya jadi ukiran perasaan,
Sirna dan terbakar
"Bunuh Aku, manusia nimbus!
Menyeringai lah kau lewat tangan
TuhanPakai saja kuku Tuhan
Aku tak peduli lagi"



Ketahuilah anak - anak doa!
Kalian Memberkas sebab pelita matahari
Sudah menyekutuiku seperti halnya
Mereka melahirkan panas pendar
Bagi kita yang terbakar!

 TAKDIR SEMATA DOA

Cengkram saja mata doa yang kau rembeskan
Dalam jantungku - Jadi darah, jadi buih, jadi tanah
Jadi separuh tubuh yang habis menyelana
Pulang tanpa nama
Ini dunia, tempat nama-nama bulan
Diubah, disulap jadi rambu seribu tabu
Supaya yang lahir tak bernama,
Mati tinggal nama
"Siapa yang menyelami takdirmu lagi
Ketika bara dosa - beku doa
telah sempurnah sebagai rupa,
telah tunduk di purnama
telah abnus - tandus dan lampus!"
Barangkali setelah pancar doa tersendat
Sebab matamu lebih banyak menyumbat,
Mendekap segala nadi.... mati
Karena memang, aku telah rapuh
Mengasuh takdir semata doa

 TANJUNG KENANGAN

Tanjung kenangan, di sasak nadi
Jadi akar melingkar
Pada pancang singgasanaku
Seketika bianggala mendesir kemari
Selayak prahara pasir - melantik torpedo
Jadi bidak dan rahang todak,
Petaka diriku
Sebab samudera sudah jadi mayat
Tanpa bisa kusayat - hanya tinggal
Anyir bangkai dirimu yang terbuang

 RANUM DALAM DEBU

Mereka yang ranum tanpa air mata kita
Pastilah membantai hujaman fajar
Ketika tiada lagi yang lebih durhaka
Daripada gulita senja
Berlanskap debu - sendiri menandus,
Seketika menembus inti doa
Dalam hening tengada ke nebula,
Terus pada kelabu rembulan

"Tubuh kita mulai menyingsat ketika malam,

Kita mendesir ke buritan setiap rumah,

Kita pelintir setiap yang terikat

Agar mereka lihat,
CInta yang melikat"

Posting Komentar